Senin, 25 Juli 2011

:: Insya Allah (( *_*)) ::

Bismillaahirarhmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

==============================
Ya Ghaffar...
Ya Robb..
Ya Qahhar...

Benarlah... bila DIA hendak menguji hambaNya, Dia akan menguji dengan sebenar-benar ujian. Namun, qodratku hanyalah sebagai hambaNya yang lemah..di mana harus kucari kekuatan??

ujian.. ujian.. berbagai bentuk, segi dan rupa.. aku yakin, ujian itu “tarbiyah”, dan seharusnya aku merindukan “tarbiyah” itu..
ujian itu adalah tanda “sayang”-Nya padaku, namun ku mohon ya Allah, sebagai hamba yang lemah, tunduk sujudku padaMu, jangan uji aku di luar batas mampu dan sanggupku..

ya Allah.. ya Robb.. ku mohon lindungi diriku dari “kezaliman” yang akan ku lakukan sendiri. Sungguh Kau sebaik2 Pelindung dan Penolong bagiku di Dunia dan Akhirat..

Pernah satu ketika.. seorang sahabat menemuiku, mohon penjelasan yang lebih jelas tentang “cinta”.

Cinta..??? Cinta insani atau cinta Ilahi..?

Jawabannya : “cinta makhlukNya..”!

“Akhwat sahabatmu..?? “

Jawabannya : “ikhwanku..”!.

SubhanAllah.. mohon maghfirahMu ya Allah.. Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.

" insyaAllah..selalu ada jodoh untukmu ukhtie. Usah dirisaukan tentang jodohmu ya..” hiburku.

“ ana tahu, tapi bukankah kita perlu berikhtiar??”
“ berikhtiar? Ya.. “ jawabku ringkas.
“ anti dah berikhtiar..?? “ aku bertanya.
“ ana..?? si ‘dia’ bagaimana?” dia malah balik bertanya.
“ maksud anti..?” tanyaku.. seakan tidak mengerti, walau aku tahu siapa “dia” yang di maksudkan.
“ana dengar dia dah bertunangan. Benar?” Tanyaku.

Diam.....Hening dan sunyi.
Aku mengulum senyum.. ku tinggalkan persoalan itu tanpa menjawabnya...

Kepada saudariku yang ku kasihi dan sayangi..,
telah tercatat nama seseorang di LAUH MAHFUZ untukmu sayang....
telah Allah tentukan untuk dirimu seseorang yang akan jadi “sayap kiri”perjuanganmu.

Namun ukhtiku fillah, siapalah kita untuk menentukan.. melainkan DIA..
Hanya DIA yang tahu bila kita akan di pertemukan antara satu sama lain.. di mana.. semuanya dalam pengetahuan Allah...

Bersabarlah ukhtieku yang sedang bermujahadah... apa ukhtie lupa.. Janji Allah itu kan pasti...

Ketahuilah ukhtieku fillah.. pribadi dirinya terletak pada ketinggian peribadimu...
Bukankah Allah telah berfirman dalam al-qur'an, surah anNur ; ayat 26, mafhumnya :

“ ... perempuan-perempuan yang baik itu adalah untuk lelaki-lelaki yang baik, dan lelaki-lelaki yang baik itu adalah untuk perempuan-perempuan yang baik... “

Muslimah mana yang tidak menginginkan seorang “imam” yang soleh ukhtie?? Apa ukhtie tidak menginginkan itu???
Tapi sebelum dapat yang soleh.. kita mesti terlebih dahulu menabur benih-benih solehah dalam diri, sirami dengan akhlak Islamiyah...

Berusahalah ukhtie.. menjadikan dirimu WANITA yang UNGGUL di pandangan PENCIPTAMU..
Sambil terus berupaya mengekang NAFSU mu ukhty suci idaman setiap mujahid Islam...
Pagarilah dengan sifat MALU.. IMAN.. dan TAQWA..

Sebagaimana Baginda SAW mendidik puteri kandung kesayangannya, Fatimah Az-Zahra.. MALU itu di umpamakannya seperti pohon putri malu...

Teruslah bermujahadah ukhtieku...
insyaAllah.. mujahadah mu itu tidak akan sia-sia...
Karna dengan izin Yang Maha Berkuasa, anti akan di pertemukan dengan seorang Mujahid Islam...

“ ana sadari hakikat itu ukhtie.. memang penat untuk bermujahadah..." jawabnya setelah lama ia terdiam.

“ Tapi ingatlah ukhtie.. BALASANNYA pasti INDAH.. insyaAllah...Allah tidak pernah mensia-siakan do’a hambanya.... jangan pernah berhenti untuk berdo’a...mohonlah agar “dia” yang kau inginkan sebagai “imam” mu... yang kau yakini bisa memimpinmu sehingga ke Syurga abadi....akan menjadi kekasih halal bagi mu...."
Aku diam sejenak. lalu kulanjutkan setelah tak ada jawaban darinya,
“Jika sudah bertemu yang mampu menerima ukhtie apa adanya.. istikharohlah... mulailah dengan istikhorah dan sholat hajat.. minta Allah tunjukkan pada kita...bila sudah dapat jawaban yang pasti.. binalah “masjid” itu dgn kemampuan kalian masing-masing...

“ Yakinlah dengan hidayah yang Maha Esa ya sayang.... muhasabahlah dirimu selalu.. bertafakkur.. teruslah cari Ridha Ilahi dan RahmatNya...teruslah perbaiki dirimu...Laksanakan apa yang perlu kita laksanakan dulu..
“ Jangan risau.. Allah itu Maha ‘Adil......berbicaralah denganNya ukhtie.. letakkan harapanmu sepenuhnya pada Penciptamu, bukan pada ciptaanNya..."

Senyap... hening. dan bicara ku tenggelam ....
“ ukhti menangis..?" tanyaku.
“ Gak lah... “
“ Anti kecewa?? Ana dengar dia sudah berhijrah.. betul ??? “ tanyaku lagi.
“ Smoga Allah permudahkan segala urusannya.. mungkin ana bukan yang terbaik untuk dia. Dan mungkin dia juga bukan yang terbaik yang Allah tetapkan untuk ana....”
“ adikku sayang...” tak sadar kupeluk dirinya ketika kulihat airmatanya kembali jatuh.
“ Biarlah ku pendam luka yang lara ini, ukhtie ku fillah... “ jawabnya menegarkan diri, membalas memelukku.

Lalu akupun pamit. Kupercepat langkahku pulang.. meneruskan perjuangan... walau satu ketika dulu, aku juga pernah di uji dengan cinta Insani.. sampai suatu ketika aku tersadar, siapa aku sebenarnya di mata hamba yang bernama “manusia”.. hitungan jiwa juga cinta insani, sehingga hampir membutakan mataku dari cinta yang Maha Esa..
sesungguhnya Allah lebih Mengerti..

terima kasih ya Allah.. teruslah uji aku ya Allah dgn mengikuti kemampuan terbaikku, agar aku tidak lupa dan senantiasa mengingatiMu.. kerna “ujian” itu tanda KAU menyayangiku...
Yakinlah.. kita akan di uji daripada apa yang kita katakan.. jangan salahkan mereka yang terjebak dengan “cinta” sebelum “nikah” – “IMAN” itu yanqus dan yazid, bisa bertambah dan berkurang.. dan soal Iman itu, hanya Allah yang layak mengujinya..
Hari itu berlalu cepat dan diri ini berlari mengejar bahagia, mengharap sinarNya lalu tersungkur dalam derita dan duka. Tapi kubangkit kembali dengan harap dan doa, tetapi bila dipenghujung cerita diakhiri dengan sesal, hampa dan kecewa, jangan Putus harapan dari sinarNya sehingga kita belajar kembali bagaimana untuk memulai, walaupun tertatih menerima ukiran takdir atas sutera kehidupan.

Masa yang lalu itu juga akan mengajarkan diri kita bagaimana untuk meminta meski tahu mungkin akan kecewa juga, tetapi masa lalu itu juga yang menyadarkan diri bahwa meminta dan kecewa adalah nikmat yang perlu di nikmati dengan sabar.

Masa lalu yang tlah berlalu itu juga menjadi bukti betapa diri ini lemah tiada berdaya, tak pernah mampu untuk menghadapi apa saja yang tidak ada melalui impian, namun masa lalu itu juga yang mengajarkan bahwa inilah “sutera kehidupan”.

Masa lalu itu yang tidak hanya sepi dihias duka tetapi hari itu juga DIA hadiahkan cinta itu di penghujung sendu dan balutan kecewa. Hari itu yang berlalu membuatku takut untuk diri melukis impian pada langit nan indah itu karena bimbang pelangi yang berpaut pada awan kan sirna jua. Lalu cinta itu kubiarkan tanpa impian juga hiasan harapan, yang ada cuma memasrahkan diri ini kepada DIA sang pemilik segala cinta.

Hari itu yang berlalu melahirkan seorang insan yang tidak punya impian dan mimpi untuk hidup, segala yang ada cuma perkiraan untuk kembali kepada tuhan, dan menanam harapan untuk bertemu dan menatap wajahNya pada esok hari. Hari itu yang berlalu mengajarkan padaku bahwa cinta ini untuk diisi dan diukir dgn sinar kasih padaNYA sebagai bekal pertemuan kembali aku dan DIA, justru cinta itu kusimpan, lalu tumbuh bunga harapan untuk ku sulam cinta itu dengan sebuah ikatan.

Hari ini menyebabkan diri tegar menghadapi hari esok...Tuhan segalanya sudah kuserahkan padaMU apa yang akan menjadi takdirku.

Barakallahufikum..semoga bermanfaat,
Banyak sayang dan cinta
Wassalamualaikum

-----------------------


terimakasih "Ali junior " atas share'a ...... ^_^

:: Ceritanya-Padaku ::

kurang lebih ini seperti yang diceritakan sahabat ku malam tadi....
dua bulan lebih setelah ia utarakan keinginannya untuk lebih mengenal islam pada ku
kusambut dngan sangat gembira.... bukan kemampuanku mengajarinya tentang islam lebih dalam, karena akupun masih sangat belajar..... bukan karena akupula ia berubah menjadi sesholehah ini....

ini ceritanya, aku hanya merangkainya agar sedikit lebih menarik (menurutku, entah menurutmu ??..)


smoga bermanfaat ^_^





**********************

melepas mu
kala itu..
ya, saat itu.
saat laju motormu smakin menjauh
meninggalkan pelataran rumahku malam itu
disaat itu pula cinta dalam hati kulucuti paksa


"kenapa??" tanya mu

jangan tanya knapa..
karena aku hanya mampu menjawab “sudah sepantasnya”


"maksud mu????" smakin bingung ia dngan pikirku



sudah brapa banyak dosa ku karena mencintaimu
bukan...
bukan menyalahkan cinta
hanya menyalahi kebodohanku yg tak mengerti akan hakikat cinta sesungguhnya
menyalahi kehilafanku mengekspresikan makna cinta

yah.... kesalahan terbesar ku tentang cinta
adalah ini
bukan...
bukan karena kau tak pantas untuk dicinta

sudah berapa banyak waktu yg terbuang karena memikirkanmu, merindumu, dan memujamu, jalan berduaan denganmu, pegangan tangan, bahkan bercumbu (astaghfirullah…..)

belum lagi efek lain yg timbul karena itu….
Dan itu semua karena aku mencintaimu
Oh bukan, mungkin Karena hubungan ini lebih tepatnya

Kini aku tau
Dan karena ini pula kulucuti rasa itu

Cinta memang fitrah
Jelas bodoh jika kusalahkan cinta
“Lalu ???” kebingungannya memecahkan ‘kata’ ku



Pacaran…
Bukan itu yang diajarkan islam
Tak sepatutnya itu ku lakukan

Menikah
Yah, pacaran setelah menikah akan lebih indah nampaknya
Karena sudah ada lebel HALAL yang membalutnya


maaf........


Dan ia hanya diam membisu……

Selasa, 05 Juli 2011

Hati yg Q Rasa (Part 2)

Rabu 15 Juni 2011

Menangis dan terisak tiada henti bukan menyalahi takdir atau menangisi kabar yg ku dengar sore tadi, tapi menangisi rasa yang semakin menggila, menangisi rasa yg tak seharusnya ada. tangis ku smakin mnjadi, bayang mu (ouuupps .. red) menari penuhi dunia fikirku, 2 tahun mengenal mu ku rasa bukan waktu yg singkat dan 7 bulan penantian mu cukup mematangkan hati yg condong kepada mu, jawaban itu yg ku temui di"istikharah" ku. 7 bulan dengan sabar kau lalui itu, yah, 7 bulan setelah anggukanmu untuk menunggu ku, karena pikir ku tak mungkin jika harus menikah saat ini, bukan hanya masalah pendidikanku yang belum rampung dan ketidak siapan ku untuk secepat itu menikah (lagian juga biayanya mahal boo… red) yang menghalanginya, tapi tak mungkin jika harus ku langkahi kk ku yang tercinta, tak mungkin aqu melukainya apalagi dngan kondisinya yg sekarag, tak sampai hati rasanya untuk ku lakukan itu, review ku mengingat masa itu.



ku temukan sesuatu dalam fikir ku, oh Tuhan, salahkh aqu? knpa hati menyalahkannya, mengadilinya, dan membenci keputusannya? sedang dia sudah terlalu lama menunggu dan tak kunjung datang keseriusan dari ku, tapi knapa tak tunggu satu hariii… saja kau ceritakan hal itu kpada ku padahal baru saja ingin ku sampaikan niat keseriusanmu kepada keluarga ku, ingin rasanya q katakan " tolong jangan kau luruskan niat ibumu.." (jika benar itu terucap celakalah n berdosalah aqu…red) saat kau meminta pendapat ku... entahlah lidah ku kelu yang keluar justru kata ku yg ahirnya menggores hati bahkan bukan hanya aqu terlebih kmu, entah bagai mana rasa mu kala itu, aqu terlalu naïf, terlalu egois tak menanyakan bagaimana ingin mu kala itu, tapi bukan maksud ku untuk itu, aqupun sakit atas smua yg ku ucap kala itu, tak ingin memberatkan mu, hanya ingin yg terbaik untuk mu dan berusaha bijak untuk smua ini, ya Rabb.. salahkh aku atas smua yg ku ucap ???, Huuufff…. andai kala itu ku ucapkan, “hati ku condong kepadamu dan besok akan ku utarakan niatmu kepada keluarga ku”, mungkin akan lain keadaannya sekarang, keluh batin ku. Knapa jadi berandai?? fikir ku saat ini…. Smakin sekiiiiiit (entahlah qu rasa kata itu tak cukup mewakiliya… red) berasa sesak sekali dada ku, seolah tak tercipta ruang untuk ku bernafas. Ah terlalu sulit ku gambarkan rasa ku kali ini, rasa menyesal akan keputusan ku, kebodohan akan jawaban yang tak kunjung ku berikan, kecewa akan keputusannya, dan keegoisanku, smua bercampur menjadi satu. Astaghfirullah hal’adziiiiiim…. Harusnya aqu ikhlas untuk smua ini, teringat aku akan kata2 itu # Allah tidak memberi apa yg kita mau tapi Allah mmberi apa yg kita butuhkan#. Segera ku seka air mata seiring dengan rasa ku yg masih tak menentu sedangkan waktu trus melaju tanpa mempedulikan ketidak berdayaan ku… pukul 02.30 dini hari, saat ku lirik jam beker ku. mncoba tuk bangkit, berharap berwudhu sedikit menghilangkan sakit dikepala ku dan sholat serta bermunajah mampu menenangkan ku….. “ya Rabb…. ya Rahman ya Rahim ampunilah segala dosa, segala hilaf ku ya Rabb…. Aku berlindung dari godaan syaitan yg terkutuk, jauhkanlah aqu dari segala penyakit hati yg bisa melumpuhkan fungsinya bahkan mluluhlantahkan semua iman dan taqwa qu… ampuni ya Rabb, ampuni kesyukuran q yang hanya setetes saja, padahal Engkau telah memberikan q nikmat yang luas menyamudera… ku pasrahkan semua hidup dan mati ku pada-MU” tangis ku menyesali smua rasa yang tak seharusnya ada, di 1/3 malam ini tak seperti biasanya begitu tenang, begitu khusu’, bagai malam hanya milik ku seorang. Lega rasanya smua telah ku adukan pada-NYA “ya smoga esok tak ada lagi tangis karena laki2 itu atau bahkan laki2 manapun…” janjiku pada hati, senyum ku sedikit merekah. ya, Insya Allah smua hanya karena-MU bahkan jika –KAU izinkan menangispun cuma karena-MU.



******

Pagi itu di 16 Juni 2011. Rasa ku sudah membaik, bahkan semakin membaik seiring dengan keikhlasan ku akan taqdir-NYa, rasa itu tak semuanya lenyap (tak membohongi hati.. red) terkadang muncul sebagai pengganggu, melemahkan niat ku, tapi kedatangannya sudah tak ku hiraukan lagi, ku anggap saja dia benalu (bedanya benalu itu tumbuh dihati… red) yang tak akan muncul jika tetap ku pupuk, dan ku rawat kesuciannya hingga tak ada satu benalupun yg mengotori kesuciannya (*ngarep. semoga ya Rabb….red). pagi ini walau mata membengkak tapi ku langkahkan kaki menuju kantor dngan semangat baru, niat yg insya Allah smakin menguat, ya niat yg sempat tercabik oleh kedatangannya. Insya Allah dengan izin Allah smoga tetap istiqomah menjalaninya…. Muhasabah ku terus menerus



******

Malam itu di 29 Juni 2011. Satu paket Arif kirim lewat temannya untuk ku, ya sebut saja laki2 itu Arif, laki2 yg sempat membuat ku hanyut dengan indahnya cinta yg indahnya bisa hancurkan dunia ku….. sebuah mushaf cantik isinya, dan surat sederhana berwarna kuning terang



“ smoga ini bermanfaat ukhti, bertilawahlah dikala apapun rasamu padaku, bagaimanapun pikirmu tentangku, dan dalam keadaan seperti apapun. Ku sadari ini adalah suatu kesalahan, rasa yg harusnya tak ada, rasa yg harusnya kita pu2k setelah ijab qabul tertunaikan, tapi rasa terlanjur terpu2k dan harap terlanjur terucap kala itu, aqupun telah bersimpuh memohon sgala dosa atas hilaf ku, smoga Allah ta’ala mengampuninya, terlebih smoga kamupun begitu. Do’akan akang smoga slalu diberkahi-NYa begitupun aku sebaliknya. Terimakasih, ini ahir untuk hidup ku yang baru, ya hidup baru esok di 03-07-2011(pernikahan sang pria…red). Agar tuntas sekedar goresan pena yg mewakili rasa sebenarnya. tanpa maksud, ini hanya goresan kata yang hampa, anggap saja hanya angin lalu, smoga kau selalu bahagia, begitupun aku esok dan seterusnya”



Tertulis….

“Senja itu bukan akhir dari segalanya

Senja bukanlah matahari yang terbenam

Senja bukanlah kembang di ujung barat

Senja itu sambutan Dari setiap langkah penantian menuju kesuksessan .

Titip rindu pada malam.. Entah, tiap kali surya kan menapak, ada segores sepi dan sedih tersisa.. Kendati mentari menyambut degan hangat dan ceria,

tetap saja yg tertinggal rindu pada sang malam..

Rindu syahdunya, rindu sejuknya, rindu heningnya,selalu terasa menghentak.

Padamu yg jauh disana, yang tengah berjumpa degan sang malam..

ku Titip rinduku padanya, pada pekat’a malam..

Karena ku tahu, cinta tak akan menjerumuskan.

Maka ku ingin tak sedikit pun kau tampak cacat di mataNya. Karena ku tahu,

aku pun berarti dalam hidupmu, maka jadikanku jalanmu menggapai cintaNya.

mohon degan sangat, dari hati yg terdalam,

jangan.. bukan karena aku, tapi karenaNya.

Karena aku dapat mati, cintaku dapat pupus.



Terkadang diri ini begitu lelah berkejaran degan cepat’a putaran dunia..

Mataku perih menatap debu-debu fana.

Kaki ini rapuh untuk berlari.

Ingin ku tutup telingaku yang terasa bising dengan teriakan para penikmat dunia.

Hatiku begitu kecil untuk membagi cinta pada mereka yang kering akan kasih.

Aku letih, ku ajukan izin pada-Mu..

Untuk beristirahat Sejenak saja, ingin kututup mata ini.. Aku letih.. Bolehkah?



Mencintaimu bagai menggenggam mawar..

Ada kalanya membawa wangi yang semerbak.

Namun dapat berubah luka karena duri yg melekat.

Mencintaimu bagai menatap pelangi.

Indah tak terkira membentang di angkasa.

Namun hati ini tak tenang karena cinta kan hilang tersapu waktu..

Kadang ku ingin seperti mentari.

Yang mampu memberi hangat pada semesta.

Namun ketika ku sadar ku tak mampu,

ku pun cukup bahagia mejadi pohon yang tumbuh di pinggir jalan,

yang dapat menjadi tamu beteduh dari terik yang memanggang.

Kadang ku ingin seindah purnama, bersinar indah di daalm gulita.

Namun ketika ku tau tak mungkin.

Aku pun cukup bahagia mejadi sepoi angin, walau tak nampak,

tapi mampu meberimu sejuk dalam lelap malammu..

Terpekur aku di ujung sajadah, menangis pilu tak tertahan.

sungai-sungai kecil mengalir begitu saja membasahi ruang wajah sang musafir ,

Ahhhaiiai Jika mulai teringatmu sang wanita hebat, kembali tunduk jiwaku pada hening tanpa batas. Semoga kau selalu berbahagia dikehidupan indahnya kini, esok dan seterusnya”



Aaaahhhh mengganggu rasa saja, abaiku (padahal aduuhaaai….red) berusaha menolak rasa. oh kamu sang pengirim surat andai kau tau rasa ku dulu…. Sebelum malam itu, disaat aqu tersedu menangis karena mu, disaat ahirnya ku putuskan melucuti smua rasa ku, dan berjanji akan mencinta setelah tiba saatnya. Ya setelah ijab qabul tertunaikan seperti kata mu disurat itu, tapi bukan dengan mu tentunya. “ kata mu indah, tapi aqu tak suka puisi mu” ucap ku pada diri..



Hanya ini cerita ku, karena tak ada yg sepesial dimalam ini, batin ku membohongi hati.



******

Siang itu di 01 Juli 2011. Dipukul 13.54 tepatnya. HP ku bergetar, suara Craig David *Unbelieveable* mengalun merdu. Kulirik, No baru tertera di layar Hp, siapa?? Pikir ku.



“Assalamualaikum sayang….” Suara disebrang sana

“wa’alaikum salam…” jawabku bingung

“ini Ummi Arif ki, kamu sehat nak??” lanjutnya seolah tau kebingungan ku

“ oh Ummi, Alhamdulillah sehat, Ummi sndri gimana kabanya? Lama ga ketemu, kangen deh..” jawab ku manja, karena dia sudah ku anggap layaknya ibuku sendiri.

“Alhamdulillah Ummi sehat, Cuma ya ga enak badan sedikit sih wajar.. kapan kamu maen lagi ke rumah? Katanya kangen.. Ummi mu ini ditengoklah nak sekali2…” lanjutnya

“Ummi jangan terlalu capek, masalah persiapan pernikahan kang Arif biar diserahin ke Kang Arif aja. Abah, Teteh, sama Akang Reno juga sekuat tenaga ngebantu.. insya Allah besok lancar acaranya n ga kurang suatu apapun, nanti kalo hari H Ummi sakit kan repot…” lanjutku mengingatkan…. Seolah ada yg mengiris lagi luka yg perlahan kering, oh Tuhaaaan… kuatkan aku, ya Allah yg Maha membolak-balikkan hati…. Smua berawal dari –Mu dan berahir pula kepada –Mu, maka ku serahkan smua rasa ku pada –Mu.. batin ku memohon.



“Ummi pengen besok kamu dateng bantu Ummi ngebungkus seserahan’a Arif, lagian rasanya Ummi sudah terlanjur kangen sama kamu nak…” lanjutnya menyentak hatiku, seolah jantung berhenti berdetak mendengar pintanya. oh Tuhaaaan… harus ku jawab apa?? Tidak kah dia tau luka ini masih basah….



“hari sabtu besok temen q ada yg nikah juga Ummi, Tapi Insya Allah pulang dari sana, jika q tidak berhalangan n smoga Allah memberi kesempatan, q pasti dateng…. “ ucapku segera, tak ingin Ummi menunggu lama



“Amiiin, Jazakillah Khoir sayaang… wa Barokallah Fii Umrik…..” ucapnya mengahiri perbincangan kala itu.



Ya Allah besar sekali rasanya cobaan n ujian yg –Kau beri…. Ampunilah ya Rabb… berilah petunjuk, ikhlaskn hati, smua milik-Mu… tak berhak harusnya aqu atas dia, n tak seharusnya pula rasa ini ada…



Masih di 01 Juli 2011, rasa kembali tak menentu, tapi kli ini berbeda dengan sebelumnya. Yg ku risaukan sekarang harus bagaimana nanti jika besok (02-07-2011) berjumpa dengannya…. Apa ku tolak saja permintaan Ummi?? Aku tak ingin & aku takut rasa itu tumbuh lagi jika melihat matanya yg teduh, wajahnya yg cakep perangainya yg cakap dan senyumnya yg aduuhaaaiii (astaghfirullah…. Red), aku takut itu mampu melumpuhkan smua niat yg dngan sekuat tenaga ku bangun lagi, krna aqu tau iman ku masih rapuh, ilmuku masih dangkal dan aku yakin masih jauuuh skali mengenal kata sabar. Jika tak hadir bagai mana dengan Ummi??? Sampai hatikah aqu menolak permintaannya… setelah smua kasih sayang yg tercurah untuk ku.. tapi bagai mana dengan rasa ku??? Oh tuhaaaan…… batin ku di pukul 03.26 dini hari……..





……………………………… bersambung……………………………………..



maaf bersambung lagi cape nulisnya ^_~



*lagi belajar nulis, masih sangat jaauuuuh dari kata sempurna. & Mhon maaf jika dalam catatan ini ada pihak yang tersinggung… Hanya milik Allahlah segala kesempurnaan



***** smoga bermanfaat*****

Hati yg Q Rasa

@ tempat kerja : (di waktu senggangku) tringat 1 bulan yang lalu saat ibumu masih mengharapkan ku. dan 7 bulanpun berlalu setelah kau sampaikan niat mu dan q jawab " jika kau sanggup menunggu" dan kulihat anggukan dari mu setalah qu jelaskan keadaan ku " jika dimasa menunggu mu kau rasa tak kuat dan menemukan calon selain aqu, maka menikahlah dengan izin Allah. insya Allah yang terbaik untuk mu". 2 hari yang lalu saat kau meminta pendapat ku dan qu jawab "bla bla bla bla........subhanallah aqu bahagia mendengarnya, berta'aruflah barang 1 atau 2 minggu jika masih bimbang istikharahlah dngn sebenar2nya istikharah.... smoga Allah memberi petunjuk, bla bla bla.." hiks hiks.. ttp berusaha memberikan jawaban tanpa membuat mu bimbang ataupun menolak kemauan ibumu dan hari ini tepat di hari ini Rabu, 16.05 WIB kau kabari aqu "bla bla bla.... jika kau berkenan hadir, insya Allah 03-07-2011 akad pernikahan di masjid **** 09.00-09.30 dan dilanjutkan dengan resepsi di gedung *** " ... tak ada kata yang sanggup keluar dari mulut qu..... masih qu dengar suaranya, ya suara laki-laki bijak,sholeh, penyayang dan pintar itu... laki2 yang sempat terfikir akan menjadi pendamping ku.....smakin mengecil.. seperti terisak tapi nyaris tak terdengar, dan kemudian "TUT TuT TuT.." oh Tuhaaannn....... tubuh ku nyaris seperti tak bertulang... kepala ku terasa berat dan cenat-cenut, rasanya sulit tuk ku gambarkan bagaimana hati saat ini, tak terasa waktu menunjukkan 18.05, kupaksa langkahkan kaki menuju kampus dengan rasa tak menentu.......



@ homz : bingung harus bagaimana. sedih, kecewa, marah, tapi bukankah aqu yang tak menerima niatnya waktu itu?? tapi aqupun tak menolaknya... dan ibunya !! ... oh ibu kau sudah ku anggap layaknya ibu ku sendri, bahkan tak pernah terbesit sebentarpun menjadikanmu mertua qu, karna kau lebih dari itu... kau yang penyabar, kau yang begitu menyayangi ku, teganya dirimu... bukankah kaupun tau dia menyayangi ku.... ???



astaghfirullah... harusnya aqu bahagia bukan mengadilinya ... tangisku smakin menjadi nyaris membuat smua datang menghampiri.. dengan rasa yang masih tak menentu kuraih Ponsel ku, kutulis dan kuhapus lagi, 5 menit jari ku menari diatasnya. dengan segera kutekan tombol send, tak terasa air mata mengalir begitu lincah " baarakallahu laka, wabaaraka'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khair.... smoga Allah memberikan berkah kepada mu, dan semoga Allah mencurahkan keberkahan kepadamu, dan smoga Allah mempersatukan kalian dalam kebaikan.." setelah qu baca ulang sms itu segera qu matikan ponsel ...........









..........................

........ bersambung............







sedih qu.....

zy Al-fikriyah